![]() |
Penerbang TNI AL melakukan latihan terbang malam. (Foto: Dispen Puspenerbal) |
MedanEkspress | Sidoarjo – Penerbang TNI AL dari Skuadron Udara 600 dan 800 Wing Udara 2 Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) menggelar latihan terbang malam di Sidoarjo, Kamis (15/5/2025). Latihan ini untuk memantapkan kualifikasi personel penerbang TNI AL, khususnya terkait kemampuan sensorik di tengah kondisi visual terbatas.
Komandan Skuadron Udara 600 Mayor Laut (P) Marwanto, menjelaskan ada perbedaan signifikan antara penerbangan siang dan malam hari yang menuntut adanya penyesuaian khusus dari setiap personel. “Latihan ini krusial untuk menghindari disorientasi spasial yang lebih rentan terjadi dalam kondisi minim cahaya,” jelas Marwanto.
Selain itu, menurutnya latihan ini tidak hanya bertujuan mengasah kemampuan terbang pada kondisi minim cahaya, tetapi juga melatih para perwira dalam peran captaincy serta mempersiapkan instruktur penerbang baru.
“Kemampuan beradaptasi dan mempertahankan orientasi dalam kegelapan menjadi kompetensi inti yang harus dikuasai oleh setiap penerbang, mengingat potensi operasi di berbagai kondisi lingkungan, baik konteks operasi militer perang maupun operasi militer selain perang,” ujar Marwanto.
Adapun latihan melibatkan sejumlah penerbang senior dan junior, termasuk Mayor Laut (P) Anjun dan Kapten Laut (P) Rana yang berperan dalam captaincy dan instruksi, didampingi oleh instruktur King Air, Mayor Laut (P) Widyas. Selain itu, Lettu Laut (P) Zaki dan Lettu Laut (P) Imam turut serta dalam pemantapan kualifikasi terbang malam.
Sementara Komandan Wing Udara 2 Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, menyampaikan latihan terbang malam merupakan agenda rutin yang dilaksanakan untuk membiasakan para penerbang TNI AL beroperasi dalam situasi yang tidak lazim.
“Latihan ini dirancang meningkatkan kesiapan operasional dan kemampuan adaptasi para penerbang terhadap tantangan lingkungan beragam. Kemampuan terbang malam mumpuni akan memperkuat daya gempur dan fleksibilitas operasional armada udara TNI AL dalam berbagai skenario penugasan,” kata Adam.
Sedangkan Komandan Skuadron Udara 800 Letkol Laut (P) Novi menambahkan mengenai pentingnya latihan terbang malam sebagai sarana efektif untuk menguji dan meningkatkan kemampuan sensorik serta pengambilan keputusan para penerbang dalam kondisi visual yang terbatas.
“Kemampuan untuk menginterpretasikan instrumen pesawat dan lingkungan sekitar tanpa mengandalkan penglihatan optimal adalah keterampilan krusial yang diasah secara intensif melalui latihan ini,” tuturnya.
Sumber: Dispen Puspenerbal