MedanEkspress | Medan - Organisasi Macan Asia Indonesia (MAI) Kota Medan terus bergerak untuk menjemput beragam keresahan para korban banjir di ibu kota Provinsi Sumatera Utara itu. Salah satunya korban banjir di Jalan Marelan 1, Pasar IV, Lk. VIII, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.
Di tengah cuaca mendung pada Selasa sore (16/12/2025) kemarin, Ketua DPC MAI Kota Medan, Suwarno, S.E., M.M., didampingi Sekretaris, Zullifkar AB, S.T., dan sejumlah pengurus, termasuk Ketua PAC MAI Medan Marelan, Dedek Supriyanto dan jajaran, datang secara khusus menemui Hamdan, korban banjir yang telah dua minggu mengungsi ke Masjid At Tarbiyah di Kelurahan Terjun.
Hamdan bersama istrinya, Sepriana Artika serta lima orang anak, terpaksa pindah sementara ke tempat ibadah umat Islam tersebut. Rumah orangtua isterinya yang selama ini ditempati untuk berlindung dari panas dan hujan, tak lagi bisa menampung mereka. Rusak parah dihantam banjir besar yang menyergap Kota Medan pada 24 hingga 27 November 2025 lalu.
![]() |
| Lurah Terjun, Lukmanul Hakim, turut mensupport langkah humanis MAI Medan dan Medan Marelan dalam menjembatani keluhan korban banjir yang telah dua minggu mengungsi ke masjid. (Foto: Humas MAI Medan) |
"Lebih kurang dua minggu sudah kami tinggal di masjid ini. Mau kembali, jelas tak bisa. Karena kerusakan parah pada rumah mertua saya itu belum kami perbaiki. Biayanya cukup besar. Apalagi sekarang ini saya tak punya penghasilan tetap, setelah tak lagi bekerja sebagai sekuriti sejak dua bulan terakhir," ungkap Hamdan.
Resah akan nasib istri dan kelima anaknya ke depan, jelas tergambar di wajah Hamdan. Namun pria 45-an itu tetap berusaha tegar. Keyakinan dan doa yang terus dipanjatkan; bahwa akan datang bantuan di tengah kesulitan yang dialaminya. "Syukur alhamdulillah, doa saya didengar dan Allah SWT mengirim bapak-bapak dari Macan Asia Indonesia Kota Medan dan Medan Marelan ke tempat ini," ucapnya.
Suwarno pun ikut mengucap syukur, bahwa kesulitan yang dialami Hamdan bisa cepat mereka tanggapi. Selain karena arahan dan bimbingan Ketua DPD MAI Sumut, RM. Khalil Prasetyo, bahwa Macan Asia Indonesia harus selalu hadir di tengah kesulitan masyarakat dan memberikan bantuan serta dukungan moril, juga kehadiran mereka ini tak lain sebagai ridhonya Allah SWT, untuk memberikan empati dengan memahami dan merasakan kesulitan warga pascabencana.
"Kami dari DPC Medan dan PAC Medan Marelan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan bantuan terbaik kepada pak Hamdan. Kami juga mengundang bapak Lurah Terjun, agar bersama-sama mencarikan solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang ada," ujar Suwarno.
Dijelaskannya, sebelum menemui Hamdan, mereka lebih dulu berdiskusi dengan sejumlah aparatur pemerintahan di Pemko Medan. Diskusi difokuskan kepada bantuan apa saja yang bisa didapatkan warga pascabencana. "Ternyata, pemerintah kota menyiapkan bantuan bagi para korban bencana yang rumahnya mengalami kerusakan, mulai dari ringan, sedang, berat hingga rehab. Kami berharap, bapak Lurah Terjun bisa menjembatani hal tersebut agar terealisasi," ungkap Suwarno.
Harapan tersebut langsung direspons Lurah Terjun, Lukmanul Hakim. Ia bahkan meminta Hamdan untuk langsung datang ke Kantor Kelurahan Terjun untuk mengajukan bantuan. "Kapan bapak ada waktu, datang langsung ke kantor kelurahan. Kita akan bantu pengurusan dokumen-dokumennya," tegasnya.
Lukmanul Hakim juga memberikan apresiasi atas kecepatan respons dan kepedulian tinggi Macan Asia Indonesia dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap para korban bencana di beberapa kecamatan Kota Medan. "Sebelumnya DPC, kali ini PAC-nya pula yang menyerahkan bantuan. Kami berharap, konsistensi Macan Asia Indonesia seperti ini bisa terus berkelanjutan, termasuk menyuarakan upaya normalisasi Sungai Bederah yang kini mengalami pendangkalan ekstrem," ungkapnya.
Saat surut, permukaan air di Sungai Bederah hanya antara satu sampai dua meter. Namun saat diterjang banjir kiriman dari hulu, tidak hanya permukaan sungai melebar, tetapi juga luapan airnya menerjang pemukiman warga di Kelurahan Terjun sekitarnya.
Kondisi tersebut ikut dibenarkan Syaiful Bahri. Kepala Lingkungan XII, Jalan Marelan 1, Pasar IV, Kelurahan Terjun ini mengungkap bahwa Sungai Bederah telah mengalami sedimentasi parah, setelah 10 sampai 15 tahun tak pernah dikeruk. "Saat hujan ekstrem kemarin ditambah kiriman banjir rob, wilayah di sini tergenang banjir setinggi dada orang dewasa. Parahnya, genangan banjir menjadi lebih lama surut akibat kondisi alur sungai yang buruk serta saluran drainase yang tidak berfungsi," paparnya.
Syaiful yang besar dan dilahirkan di wilayah setempat, sangat berharap banjir besar yang kemarin tidak terulang untuk ketiga kalinya. "Tahun 1956 pernah terjadi banjir hebat, dan kini terjadi lagi. Jadi, kami sangat berharap kepada Pemko Medan bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk melakukan normalisasi Sungai Bederah, sehingga banjir seperti dua minggu lalu tidak berulang," pungkasnya.
Sumber: Humas MAI Medan






